Pariwara

Andi Harun Dorong Literasi Kebersihan Sejak Dini: Revolusi Mental Dimulai dari Sekolah

33
×

Andi Harun Dorong Literasi Kebersihan Sejak Dini: Revolusi Mental Dimulai dari Sekolah

Sebarkan artikel ini
DIWAWANCARAI - Wali Kota Samarinda, Andi Harun (Istimewa)

Kaltimminutes.co – Membangun kota tidak cukup hanya dengan mendirikan infrastruktur megah. Di balik pembangunan fisik, ada pekerjaan jangka panjang yang tak kalah penting, seperti membentuk karakter warganya. Inilah gagasan besar yang tengah digerakkan Wali Kota Samarinda, Andi Harun, melalui program literasi kebersihan sejak dini.

Perubahan wajah kota itu bukan cuma soal taman atau trotoar baru, tapi juga soal bagaimana warganya berpikir dan bersikap. Budaya bersih harus menjadi bagian dari kesadaran, bukan karena takut kena denda,” tegas Andi Harun dalam sebuah forum diskusi di Balai Kota Samarinda, pekan ini.

Example 300x600

Menurutnya, salah satu kesalahan mendasar dalam upaya menciptakan kota bersih adalah ketergantungan pada pendekatan hukum dan sanksi. Padahal, akar dari budaya bersih adalah kesadaran kolektif yang ditanamkan sejak kecil—bukan ketakutan terhadap hukuman.

Andi Harun mencontohkan Jepang, negara yang dikenal luas karena kebersihannya.

Mereka tidak punya banyak baliho larangan atau petugas kebersihan di tiap sudut kota, tapi masyarakatnya terbiasa hidup bersih karena itu diajarkan sejak sekolah dasar,” ungkapnya.

Program literasi kebersihan yang kini tengah digerakkan Pemerintah Kota Samarinda menyasar sekolah-sekolah dasar dan taman kanak-kanak. Tujuannya adalah membentuk kebiasaan sejak dini, seperti membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan kelas, hingga menghormati ruang publik.

Coba bayangkan jika semua sekolah di Kalimantan Timur menerapkan ini. Lima sampai sepuluh tahun ke depan, kita tidak perlu lagi pasang spanduk peringatan buang sampah. Kesadaran itu sudah tumbuh dari dalam,” tambah Andi.

Pemerintah Kota juga tengah mendorong sekolah-sekolah untuk menjadi tempat pembentukan karakter yang produktif dan mandiri. Beberapa TK bertaraf internasional di Samarinda, kata Andi, telah menerapkan metode pembelajaran yang tidak hanya akademik, tapi juga membiasakan anak untuk makan sendiri, bertanggung jawab atas kebersihan kelas, hingga berbagi tugas dengan teman sebayanya.

Meski sempat menuai kritik soal pembiayaan sekolah internasional yang dianggap mahal, Andi Harun meyakini bahwa investasi pendidikan adalah kunci membangun peradaban kota yang unggul dalam jangka panjang.

Membangun jalan hasilnya bisa langsung dilihat. Tapi membangun manusia, hasilnya baru akan terasa lima, sepuluh, bahkan dua puluh tahun ke depan. Kritik itu biasa. Tapi kami yakin, waktu yang akan menjawab,” tuturnya mantap.

Menurut Andi, pendekatan jangka panjang ini bukan hanya relevan untuk Samarinda, tapi juga bisa menjadi model pembangunan kota di seluruh Kalimantan Timur.

Di tengah tantangan urbanisasi dan pertumbuhan kota yang cepat, literasi kebersihan sejak dini menjadi fondasi penting agar pembangunan fisik berjalan selaras dengan pembangunan mental. Samarinda, di bawah kepemimpinan Andi Harun, tampaknya sedang melangkah ke arah itu: membangun kota, sekaligus membangun warganya.

(Redaksi)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *