Kaltimminutes.co, Samarinda – Redaksi Kaltimminutes berkesempatan berbincang dengan Diana Ela Sari, mahasiswi Samarinda yang belakangan viral karena menjadi penjual es kelapa di kawasan Samarinda Seberang.
Diana hadir bertandang ke Gedung Graha 8, Jalan Juanda Samarinda, kantor Kaltimminutes.co, Selasa malam (12/5/2020).
Pada perbincangan hangat kami, Diana bercerita kehidupannya setelah viral di Kota Tepian.
Diana, berkisah bahwa banyak pengunjung datang ke tempatnya berjualan es kepala. Bahkan ada pula yang hadir dari luar Samarinda, seperti Bontang, Sangatta, dan Balikpapan.
“Bahkan kemarin ada yang mengaku dari Palembang, kebetulan ada di Samarinda, akhirnya datang ke warung membeli es kepala, alhamdullilah,” kata Diana.
Viralnya sosok Diana di medis sosial, membawa berkah bagi warungnya. Bila sebelumnya es kelapa terjual 50 buah per bulan. Saat ini warung Diana, mampu menjual 200-300 kepala per hari.
“Dulu 50 kepala satu bulan gak habis, sekarang sehari bisa 200-300 kelapa per hari. Cerita lucu, banyak pembeli yang meminta saya yang membuka kepalanya. Mungkin karena video viral saya membuka kelapa. Pernah satu hari saya buka kelapa 60 kelapa dalam satu hari. Capek juga,” ungkapnya.
Diana tidak dapat menutupi kebahagiaannya bisa membantu orang tua, meski masih kecil namun warungnya jadi ramai dikunjungi pembeli.
Tidak melulu mendapat hal-hal yang menyenangkan, Diana juga mendapat perlakukan tidak menyenangkan di dunia maya.
Di pertemuan itu, Diana mengaku sejak diberitakan, beberapa komentar positif hingga negatif kerap datang dalam postingan-postingan di Instagram.
“Ya, sering. Ada juga yang negatif. Saya tak mengerti juga kenapa,” ujarnya.
Sang kakak, Hendra juga menambahkan, bahwa, sampai ada postingan dan komentar di Facebook yang bernada sangat negatif.
“Pokoknya sangat negatif. Itu kami sampai mau laporkan untuk pencemaran nama baik. Tetapi urung dilakukan,” ujar Hendra.
Ia ceritakan, bahwa postingan dan komentar negatf itu justru sama sekali tak berkaitan dengan profesi Diana Ela Sari yang bekerja sebagai pekerja penjual es kelapa.
“Ada yang bilang hanya manfaatkan kecantikan lah, ada lah. Ada juga yang sampai negatif sekali. Saya tak ingin cerita. Bahkan, sampai ade saya (Diana Ela Sari) buat peringatan agar mereka yang komentar berlebihan, untuk meminta maaf,” katanya.
Meski demikian, Diana Ela Sari dan Hendra, sang kakak, mengaku tak ambil hati akan postingan negatif-negatif itu. Ia sampaikan bahwa Diana tetap akan terus bekerja. Beruntungnya, dalam beberapa hari ini, mulai banyak endorse di Instagram yang datang kepada Diana Ela Sari.
“Alhamdulillah mulai banyak,” ujarnya. (*)
Bercita-cita Punya Usaha Salon Kecantikan
Tengah menikmati usaha es kelapa, Diana, Mahasiswa jurusan D3 Administrasi Bisnis, Politeknik Samarinda ini ternyata punya cita-cita memiliki usaha salon kecantikan.
“Gak pengen jadi pegawai, mudahan ada rezeki lebih, Diana ingin memiliki usaha salon kecantikan di Samarinda. Karena salon kecantikan dibutuhkan para wanita, kebetulan juga saya waktu SMK, ambil jurusan kecantikan di SMK 3 Samarinda,” paparnya. (rkm//)