Kaltimminutes.co – Ketegangan global dari Gaza hingga Ukraina berpadu dengan sinyal kuat ekonomi AS membuat rupiah tertekan semakin dalam.
Di pasar NDF, nilai tukar mata uang Tanah Air jatuh ke Rp17.006 per dolar AS, mencerminkan gejolak besar yang masih akan berlanjut.
Mata uang rupiah kembali terpukul di tengah arus deras sentimen negatif global.
Berdasarkan data Bloomberg per Jumat (4/4/2025) pukul 20.53 WIB, kontrak Non-Deliverable Forward (NDF) rupiah anjlok ke Rp17.006 per dolar AS, atau melemah 1,58 persen.
Faktor eksternal menjadi pemicu utama. Data tenaga kerja AS yang dirilis lebih kuat dari ekspektasi memperkuat posisi dolar AS di tengah ketidakpastian global.
“Data tenaga kerja itu di luar dugaan, jauh lebih baik dari sebelumnya. Ini membuat indeks dolar AS kembali menguat,” ungkap pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi.
Sementara itu, situasi geopolitik turut memperburuk sentimen. Serangan Israel yang terus berlanjut ke Jalur Gaza dan memanasnya kembali konflik Rusia-Ukraina menambah tekanan terhadap aset-aset berisiko, termasuk rupiah.
Bank Indonesia sendiri telah melakukan langkah stabilisasi melalui strategi triple intervention. Namun Ibrahim memperkirakan langkah itu belum cukup ampuh.
“Kalau tekanan eksternal seperti ini masih kuat, Senin bisa jadi rupiah tembus Rp17.050 per dolar AS,” katanya.
(Redaksi)