Kaltimminutes.co – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan keraguannya mengenai kelangsungan gencatan senjata antara Israel dan Palestina, setelah diminta memberikan pandangan tentang upaya untuk mempertahankan kesepakatan tersebut.
Pada Senin (20/1), Trump mengungkapkan bahwa meskipun terdapat upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata, ia “tidak yakin” bahwa gencatan senjata tersebut akan bertahan lama.

“Saya tidak yakin. Itu bukan perang kita. Ini perang mereka,” ujar Trump dalam pernyataan yang disampaikan setelah acara parade perdananya di Washington, yang disertai dengan penandatanganan perintah eksekutif di Ruang Oval terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat ke-47.
Pernyataan ini muncul setelah gencatan senjata yang telah lama tertunda resmi dimulai, mengikuti kesepakatan yang melibatkan Hamas dan Israel untuk menukar sandera.
Trump, yang selama ini terlibat dalam berbagai upaya diplomatik untuk menengahi konflik Israel-Palestina, juga menyebut Gaza sebagai “situs pembongkaran besar-besaran” yang perlu dibangun kembali dengan cara yang berbeda.
Menurutnya, wilayah tersebut memiliki potensi besar, dengan cuaca yang baik dan lokasi yang strategis. “Gaza adalah tempat yang menarik. Itu adalah lokasi fenomenal. Beberapa hal indah bisa dilakukan di sana,” tambahnya.
Namun, Trump mengungkapkan keraguan terhadap masa depan pemerintahan di Gaza.
“Tentu saja tidak mungkin ada orang-orang yang ada di sana. Kebanyakan dari mereka sudah meninggal. Mereka tidak menjalankannya dengan baik. Mereka menjalankannya dengan kejam dan buruk,” kata Trump.
Gencatan senjata yang dimaksud mencakup pertukaran tahanan antara Israel dan Palestina, yang dilakukan setelah Hamas membebaskan tiga sandera wanita dengan imbalan pembebasan 90 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel. Ini menjadi penghentian pertama dalam perang Gaza sejak November 2023, dan meskipun gencatan senjata tersebut berpotensi membawa kedamaian sementara, Trump sendiri menunjukkan sikap hati-hati terkait hasil jangka panjangnya.
Sementara itu, negosiasi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata ini melibatkan pemerintahan Presiden Joe Biden, serta negara-negara seperti Qatar dan Mesir. Trump, yang baru terpilih kembali, mendorong tercapainya kesepakatan tersebut sebelum pelantikannya, berharap agar gencatan senjata enam minggu ini dapat mengarah pada pembebasan lebih banyak sandera dan tahanan di kedua belah pihak.
