Walaupun Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda sudah menerapkan aturan Peraturan Daerah (Perda) yang melarang pemberian uang kepada mereka.
Anggota Komisi I DPRD Samarinda, Aris Mulyanata, menilai bahwa penerapan teknologi bisa menjadi solusi untuk menekan maraknya pengemis dan pengamen di berbagai titik kota.
Salah satu usulan konkret yang disampaikannya adalah pemanfaatan CCTV untuk meningkatkan pengawasan, khususnya di perempatan lampu merah yang menjadi titik rawan keberadaan pengemis.
“Pemanfaatan CCTV sebagai alat pengawasan bisa membantu mengidentifikasi masyarakat yang masih memberikan uang kepada pengemis dan pengamen. Dengan ini, kita bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menaati aturan yang telah ditetapkan,” ujar Aris.
Ia juga menyoroti bahwa pengemis dan pengamen yang beroperasi di Samarinda tidak semuanya berasal dari warga lokal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah dalam menertibkan praktik meminta-minta di jalanan.
Selain itu, Aris mengusulkan agar operator CCTV yang terhubung dengan aplikasi Samarinda Government lebih aktif dalam memberikan imbauan kepada masyarakat melalui pengeras suara atau media digital lainnya.
“Operator CCTV bisa memberikan peringatan langsung kepada masyarakat agar tidak memberikan uang kepada pengemis dan pengamen, sehingga kesadaran kolektif bisa dibangun lebih cepat,” katanya.
Dengan kombinasi antara penegakan hukum yang lebih tegas dan pemanfaatan teknologi, diharapkan permasalahan Anjal dan Gepeng di Samarinda bisa ditekan secara signifikan.
(Adv)
