Kaltimminutes.co – Kunjungan resmi Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Indonesia menghasilkan serangkaian kesepakatan strategis yang memperkuat kemitraan bilateral. Salah satu fokus utama dari lawatan tersebut adalah dukungan konkret Australia terhadap berbagai proyek prioritas nasional Indonesia, dengan total nilai investasi yang mencapai ratusan juta dolar Australia.
Sektor kesehatan menjadi sorotan dalam kesepakatan kali ini, dengan dua proyek unggulan yaitu pengembangan RSUD IA Moeis di Samarinda melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), dan pendirian pusat layanan kanker modern di Bali International Hospital. Kedua proyek ini mencerminkan orientasi baru dalam diplomasi Australia yang tidak hanya berbasis dagang, tetapi juga pembangunan strategis lintas sektor.
Dukungan AUD 70 Juta untuk RSUD IA Moeis Samarinda
Salah satu capaian konkret adalah komitmen pendanaan sebesar AUD 70 juta (sekitar Rp1,1 triliun) dari Australia untuk proyek pengembangan RSUD IA Moeis di Samarinda, Kalimantan Timur. Rumah sakit rujukan tersebut akan diubah menjadi fasilitas kesehatan bertaraf internasional dengan standar layanan berbasis kinerja dan teknologi canggih.
Proyek ini merupakan KPBU pertama di sektor kesehatan di Samarinda dan menjadi contoh langka kerja sama lintas negara melalui skema public-private partnership (PPP) di Indonesia. Dua perusahaan besar Australia, Plenary Group dan Aspen Medical, telah lolos tahap prakualifikasi dan kini menjadi konsorsium penyedia utama yang akan menanggung seluruh biaya konstruksi, peralatan medis, sistem informasi rumah sakit, hingga pelatihan tenaga kesehatan.
Menurut siaran resmi @prabowo4nation, Pemerintah Indonesia dan Australia sama-sama menyambut keterlibatan Tim Kesepakatan (Deal Team) Australia di Jakarta, yang selama ini memberikan dukungan teknis dan kebijakan pada proyek-proyek strategis. Keterlibatan langsung tim ini menjadi indikator betapa pentingnya proyek RSUD IA Moeis bagi hubungan bilateral kedua negara.
Rumah sakit ini ditargetkan akan mengadopsi konsep smart hospital, green building, dan sistem pelayanan berbasis kinerja melalui kontrak Service Level Agreement (SLA).
Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Kota Samarinda, Suryo Priyo Raharjo, menjelaskan bahwa rumah sakit ini akan mengedepankan pelayanan kelas dunia dengan standar operasional yang ketat dan terukur.
“Pak Walikota (Andi Harun) ingin standar layanannya tinggi. Kalau lampu ruang operasi mati lebih dari lima menit, itu akan jadi penalti. Semuanya harus profesional dan terukur,” ujar Suryo saat ditemui di sela kegiatan Aanwijzing.
Dalam skema KPBU ini, konsorsium penyedia Plenary–Aspen akan menanggung seluruh biaya konstruksi, pengadaan peralatan medis, pengembangan sistem informasi rumah sakit, hingga pelatihan tenaga kesehatan.
Pemerintah Kota Samarinda juga memfasilitasi komunikasi dengan sejumlah lembaga keuangan nasional untuk mendukung struktur pembiayaan proyek.
Kolaborasi Kanker Center di Bali: Icon Group dan INA
Tak hanya di Kalimantan Timur, Australia juga menggandeng Icon Group, perusahaan penyedia layanan kanker ternama asal Brisbane, untuk mendirikan pusat layanan kanker di Bali International Hospital. Proyek ini dijalankan bersama Otorita Investasi Indonesia (INA) sebagai mitra strategis, dengan harapan meningkatkan akses dan mutu layanan onkologi di Indonesia.
Dukungan terhadap proyek ini kembali melibatkan Deal Team Australia yang memastikan keberlanjutan investasi asing di sektor kesehatan Indonesia yang inklusif dan inovatif.
Investasi Multisektor: Dari Kendaraan Listrik hingga Literasi Anak
Selain sektor kesehatan, kunjungan Albanese juga memunculkan sejumlah inisiatif lintas sektor yang menandai penguatan kerja sama pembangunan jangka panjang antara Indonesia dan Australia:
- KINETIK Fund senilai AUD 50 juta diluncurkan untuk mendukung proyek infrastruktur hijau yang berkelanjutan.
- Pengembangan kendaraan listrik dan industri baterai, termasuk peningkatan rantai pasok di dalam negeri.
- Dukungan terhadap program makan bergizi gratis dan ketahanan pangan, terutama untuk wilayah terpencil di Indonesia.
- Evaluasi lanjutan terhadap perjanjian dagang IA-CEPA, yang selama ini telah melipatgandakan nilai perdagangan bilateral.
- Beasiswa Australia Awards untuk guru Garuda School sebagai bagian dari peningkatan kapasitas pendidikan.
- Perpanjangan program INOVASI hingga 2031 untuk mendorong literasi dan numerasi siswa Indonesia.
- Ekspansi program Indonesia Language Learning Ambassadors (ILLA) guna memperkuat pengajaran bahasa dan budaya Indonesia di sekolah-sekolah Australia.
- Dukungan terhadap pendirian Dana Abadi Indonesia (Danantara), termasuk penjajakan kolaborasi dengan Australia’s Future Fund.
Babak Baru Kemitraan Indonesia – Australia
Kunjungan Albanese tidak hanya memperkuat relasi diplomatik, tetapi juga menunjukkan pendekatan baru Australia dalam menempatkan Indonesia sebagai mitra utama dalam kawasan. Strategi ini tidak semata menyasar pertumbuhan ekonomi bilateral, tetapi juga menyentuh sektor esensial seperti kesehatan, pendidikan, energi hijau, dan pembangunan wilayah terpencil.
“Dukungan Australia terhadap proyek RSUD di Samarinda dan pusat kanker di Bali bukan hanya investasi ekonomi, tapi juga investasi kemanusiaan,” kata seorang pejabat dari Tim Kesepakatan Australia.
(Redaksi)