Kaltimminutes.co, Samarinda — Rapat Kerja Teknis Pembangunan Perkebunan Tahun 2023 digelar di Hotel Bumi Senyiur, Rabu (27/9) malam.
Kegiatan ini diadakan Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kaltim dan dibuka langsung Gubernur Kaltim Isran Noor.
Kegiatan ini diusung dengan tema “Peningkatan Tata Kelola Perkebunan dalam Mendukung Pengembangan Ekonomi Daerah dan Nasional Yang Berkelanjutan”.
Dalam era yang semakin kompleks dan penuh tantangan ini, perkebunan memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi berbagai masalah, termasuk ketahanan pangan, pengurangan kemiskinan, dan pelestarian lingkungan.
“Masalah perkebunan baru kita yang memahami dan kita yang paling tau persoalan perkebunan, wajar jika orang luar tidak banyak tau mengenai pengembangan perkebunan di Indonesia khususnya di Kaltim,”Kata Gubernur Isran dalam kesempatan itu.
Lebih lanjut, Isran Noor mengatakan produksi crude palm oil (CPO) Indonesia mencapai 55 juta ton per tahun.
Sebesar 20 juta ton digunakan untuk keperluan dalam negeri sebagai bahan baku minyak goreng dan biodiesel, Sisanya diekspor.
“Dari 35 juta ton ekspor itu, hanya 8 persen yang diekspor ke Eropa,”tuturnya.
Isran mengatakan kelapa sawit dapat bertahan hidup selama 25 tahun hingga 30 tahun. Selama itu pula, sawit tetap menjadi pohon, meski homogen.
Menurut dia sebagai penghasil CPO terbesar di dunia maka harus lebih unggul dari negara lain.
Dia juga mencatat di Kalimantan ini ada 7 juta lebih tanaman sawit, terdiri dari Kalbar 2,5 juta ton, Kalteng 2,5 juta ton, Kaltim 1,8 juta ton dan Kalsel 500 ribu ton. Semua ini harus diamankan.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kelapa sawit itu tidak merusak hutan, melainkan membangun hutan dan bisa menyerap karbondioksida.
(*)