Kaltimminutes.co, Samarinda – Para siswa kian terbiasa mengikuti belajar daring atau secara virtual.
Sejak awal pandemi (April 2021) Kementerian Pendidikan RI telah mengambil kebijakan tegas, menghentikan sementara kegiatan belajar tatap muka.
Setahun lebih kebijakan itu berjalan, dikhawatirkan para siswa baik tingkat dasar, tingkat menengah, hingga tingkat atas, akan mengalami fenomena learning loss atau atau menurunya kompetensi belajar siswa.
Beberapa kalangan menduga fenomena learning loss telah terjadi di berbagai kota di Indonesia. Tak terkecuali di Samarinda.
Fenomena itu semakin terlihat ketika diambil kebijakan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) secara bertahap.
Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti.
“Sudah diprediksi, walaupun kurikulum pendidikan sudah disederhanakan, tapi kurang efektif apabila tidak ada inovasi dalam sistem pembelajaran di dalam kelas,” ungkap Puji, dikonfirmasi Kamis (7/10/2021).
Mengantisipasi fenomena loss learning ini semakin jauh saat PTM, perlu dilakukan sosialisasi secara maksimal oleh Pemkot Samarinda kepada siswa dan orang tua murid.
“Perlu perhatian semua pihak, terutama orang tua yang harus memberikan pemahaman dan perhatian lebih kepada anak agar semangat belajar di ruang kelas kembali normal,” terangnya.
Menurut Puji Astuti, learning loss diakibatkan perubahan kebiasaan siswa dari sebelumnya belajar virtual menjadi tatap muka.
“Guru juga harus berinovasi dan bekerja lebih keras agar ketertinggalan pendidikan ini bisa dikejar,” tuturnya. (advertorial)