Kaltimminutes.co – Indonesia mencatatkan sejarah baru dalam panggung diplomasi global dengan menandai keikutsertaan perdananya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto hadir langsung dalam pertemuan tersebut pada Sabtu (5/7/2025), mewakili Indonesia sebagai anggota baru BRICS.
Presiden Prabowo mendarat di Air Base Galeão, Rio de Janeiro, pada pukul 06.30 waktu setempat. Kedatangannya disambut upacara militer resmi yang diiringi pasukan jajar kehormatan. Prabowo, yang mengenakan setelan resmi berwarna gelap, berjalan melintasi karpet merah diiringi tiupan trompet kehormatan militer Brasil.
Turut mendampingi Prabowo dalam kunjungan tersebut adalah Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Di lokasi penyambutan, Presiden disambut oleh jajaran pejabat tinggi Brasil, antara lain Duta Besar Laudemar Goncalves de Aguiar Neto, Sekretaris Promosi Perdagangan, Sains, Teknologi, Inovasi, dan Budaya Kementerian Luar Negeri Brasil, serta Komandan Airforce Base Galeão Kolonel Marcell Barros de Paula. Dari pihak Indonesia, hadir pula Duta Besar RI untuk Brasil Edi Yusup dan Atase Pertahanan KBRI Kolonel Rizal Ashwam.
Setelah rangkaian penyambutan resmi, Presiden Prabowo melanjutkan perjalanan menuju hotel tempatnya bermalam selama menghadiri agenda KTT di Rio de Janeiro.
Agenda KTT BRICS 2025
KTT BRICS 2025 di Brasil menjadi momentum penting dalam konsolidasi kerja sama global di tengah dinamika ekonomi dan politik dunia. BRICS kini beranggotakan 11 negara: Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Ethiopia, Indonesia, dan Iran. Selain anggota inti, BRICS juga memiliki mitra dialog strategis, di antaranya Belarus, Bolivia, Kazakhstan, Kuba, Malaysia, Nigeria, Thailand, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.
Agenda KTT dimulai dengan upacara penyambutan kepala negara dan kepala pemerintahan, dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Hari pertama KTT akan menggelar dua sesi pleno. Pleno pertama mengangkat tema “Perdamaian dan Keamanan serta Reformasi Tata Kelola Global.” Sementara sesi kedua membahas isu “Penguatan Multilateralisme, Urusan Ekonomi-Keuangan, dan Kecerdasan Buatan.”
Malam harinya, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva bersama Ibu Negara Janja Lula da Silva akan menjadi tuan rumah resepsi kenegaraan.
Pada hari kedua, Senin (7/7/2025), pertemuan akan berfokus pada isu-isu krusial seperti “Lingkungan Hidup, COP30, dan Kesehatan Global.”
Alasan Indonesia Bergabung dengan BRICS
Indonesia secara resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS pada 6 Januari 2025, setelah melalui proses diplomasi yang intensif. Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyampaikan bahwa keputusan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
“Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, seluruh anggota BRICS sepakat menerima Indonesia. Ini mencerminkan pengakuan dunia terhadap pentingnya peran Indonesia dalam tatanan global,” ujar Sugiono dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2025).
Ia juga menanggapi keraguan sejumlah pihak terkait keanggotaan Indonesia di BRICS yang dianggap menyimpang dari prinsip bebas aktif. Menurutnya, justru keanggotaan ini merupakan bentuk konkret dari penerapan politik luar negeri bebas aktif Indonesia.
“Keputusan ini bukan hasil kerja satu malam. Ini adalah buah dari komitmen dan konsistensi diplomasi kita. Indonesia akan berperan sebagai jembatan kepentingan negara berkembang, terutama di kawasan Indo-Pasifik,” jelas Sugiono.
Partisipasi di BRICS juga dinilai sejalan dengan keaktifan Indonesia di forum-forum multilateral lainnya seperti G20, APEC, IPEF, MIKTA, CPTPP, serta proses aksesi keanggotaan OECD yang sedang berlangsung.
Langkah Strategis Menuju Tatanan Global Baru
Debut Indonesia dalam KTT BRICS menandai babak baru diplomasi Indonesia di tengah pergeseran tatanan dunia. Dengan potensi ekonomi yang besar dan posisi strategis di kawasan Indo-Pasifik, kehadiran Indonesia di forum BRICS diyakini akan memperkuat suara negara-negara berkembang dalam isu global.
Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato pada sesi pleno dan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara anggota BRICS untuk membahas kerja sama konkret di bidang ekonomi, investasi, dan teknologi.
Kehadiran Indonesia dalam KTT BRICS 2025 bukan hanya simbol diplomatik, tetapi juga strategi jangka panjang untuk memainkan peran lebih besar dalam membentuk arsitektur global yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
(Redaksi)