E-Sports

Iran Desak FIFA Jatuhkan Sanksi kepada Israel atas Tewasnya Tiga Tokoh Sepak Bola

62
×

Iran Desak FIFA Jatuhkan Sanksi kepada Israel atas Tewasnya Tiga Tokoh Sepak Bola

Sebarkan artikel ini
Bendera Iran (Istimewa)

Kaltimminutes.co – Pemerintah Iran resmi menyurati FIFA untuk menuntut sanksi penuh terhadap Israel, setelah tiga tokoh penting dunia sepak bola Iran tewas dalam serangan militer Israel ke wilayah Iran. Surat tersebut dikirim langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Iran, Ahmad Donyamali, kepada Presiden FIFA Gianni Infantino.

Tiga insan sepak bola yang menjadi korban adalah Ali Moradi, pemain sepak bola profesional; Alireza Khalaj, atlet futsal; serta Mohammad Asadi, seorang wasit yang dikenal luas di liga domestik Iran. Ketiganya dilaporkan meninggal dunia dalam insiden pengeboman yang terjadi dalam pekan terakhir Juni 2025.

Dalam suratnya, Ahmad Donyamali menyebut kematian ketiganya sebagai “dampak langsung dari agresi militer Israel”, dan menyatakan bahwa komunitas olahraga Iran kini sedang diliputi duka mendalam. Ia menegaskan bahwa FIFA tidak bisa lagi tinggal diam.

“Bagaimana FIFA, sebagai badan yang mempromosikan perdamaian dan berpegang pada piagam hak asasi manusia, dapat tetap diam ketika para atlet dan wasit kami menjadi korban kebrutalan?” tulis Donyamali dalam kutipan suratnya, sebagaimana dilansir Varzesh3.

Surat tersebut bukan hanya ungkapan duka, tetapi juga mengandung desakan tegas: membekukan keanggotaan Federasi Sepak Bola Israel dari seluruh aktivitas internasional yang berada di bawah naungan FIFA.

Iran menilai bahwa membiarkan Israel tetap aktif dalam kompetisi internasional adalah bentuk pembiaran terhadap kekerasan negara yang telah menelan korban jiwa dari kalangan olahraga.

“Kehadiran Israel di panggung sepak bola internasional saat ini bukan lagi sekadar partisipasi, melainkan sebuah legitimasi terhadap tindakan mereka yang merenggut nyawa,” tulis Donyamali dalam suratnya ke FIFA.

Iran juga menyampaikan bahwa langkah mereka bukanlah bentuk politisasi olahraga, melainkan pembelaan terhadap nilai-nilai fundamental FIFA sendiri. Donyamali menyinggung prinsip-prinsip FIFA yang menjunjung tinggi perdamaian, solidaritas, dan hak asasi manusia.

Dalam suratnya, Iran menyebut bahwa FIFA sebelumnya pernah menjatuhkan sanksi kepada negara-negara yang dianggap melanggar norma kemanusiaan atau melakukan agresi militer. Rusia, misalnya, dikeluarkan dari kompetisi FIFA pasca-invasi ke Ukraina. Sanksi serupa juga pernah dijatuhkan kepada Yugoslavia ketika terjadi konflik Balkan.

Iran meminta FIFA menerapkan standar yang sama terhadap Israel, dan memperingatkan bahwa jika tidak, FIFA akan dicap menerapkan standar ganda.

“Jika FIFA tetap diam, maka itu akan memperlihatkan bahwa badan ini bersikap selektif dalam merespons tragedi yang menimpa atlet dari negara tertentu,” tegas Donyamali.

FIFA di Persimpangan Dilema

Desakan Iran ini datang di tengah situasi internasional yang tegang, di mana sejumlah negara Timur Tengah turut mengecam tindakan militer Israel. Belum ada respons resmi dari FIFA hingga saat ini.

Namun, tekanan terhadap Gianni Infantino dan jajaran Komite Eksekutif FIFA dipastikan meningkat. FIFA dikenal selama ini berusaha menjaga jarak antara olahraga dan politik, namun situasi ini menempatkan mereka dalam posisi yang sulit.

Jika tuntutan Iran dikabulkan, maka akan menciptakan dampak besar dalam hubungan internasional, terutama di dunia olahraga. Namun jika ditolak, FIFA bisa kehilangan kredibilitas di mata negara-negara yang mendukung posisi Iran.

Dampaknya tidak hanya bersifat olahraga, tetapi bisa memicu reaksi politik global. Banyak pihak menilai bahwa kasus ini akan menjadi salah satu ujian terbesar bagi FIFA dalam dekade terakhir dengan adanya ketegangan politik di berbagai negara anggota FIFA.

(Redaksi)

 

Example 300250
Example 120x600