Kaltimminutes.co, Samarinda – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Provinsi Kalimantan Timur, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Muktiono berkesempatan mengunjungi kota Bontang, Rabu (12/2/2020).
Bersama jajaran pejabat Polda Kaltim, ia disambut jamuan makan malam oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota di pendopo rumah jabatan (Rujab) Wali Kota Bontang.
Dalam sambutannya, Jenderal bintang dua itu menitipkan pesan kepada semua elemen masyarakat untuk menyikapi media sosial dengan bijak.
“Sekarang ini medsos tidak menjadi ancaman buat Indonesia saja tapi juga seluruh dunia apabila jika tidak betul disikapi dengan baik,” katanya.
Ancaman yang dimaksud adalah hoaks yang bisa cepat menyebar. Hoaks atau berita bohong dianggap sebagai musuh yang harus dilawan masyarakat.
Mantan Kapolda Sulawesi Selatan itu mengkorelasikan antara hoaks dengan kebiasaan membaca masyarakat Indonesia. Menurutnya, masyarakat dewasa ini memiliki kelemahan dalam memperoleh informasi secara utuh.
Disampaikan Muktiono, mengutip hasil survei di koran kompas beberapa waktu lalu, literasi dan minat baca bangsa indonesia masih sangat kurang dibanding negara lain di dunia, tepatnya di bawah 10 persen.
Inilah yang sering dimanfaatkan para oknum untuk menyebarkan isu-isu bohong dan menciptakan opini yang terus berkembang di masyarakat. Terlebih dengan kekuatan media sosial (medsos), hoaks akan cepat diterima oleh semua pengguna aplikasi jejaring sosial.
“Kebiasaan masyarakat menerima berita hanya melihat judul, seolah itu benar semua apalagi menyangkut hal pribadi atau prinsip. Tanpa diklarifikasi dengan benar, datangnya dari mana, siapa yang mengirim,” ucapnya.
Ilmu pengetahuan sangat diperlukan oleh masyarakat untuk menangkal berita bohong. Dengan edukasi yang diterima, tentu akan sangat menunjang masyarakat untuk mengantisipasi pengaruh buruk medsos.
“Inilah mungkin yang harus menjadi perhatian kita semua, cek and ricek, opini yang terbentuk dari bergulirnya berita medsos akan sangat cepat sekali, hitungan detik bisa menyebar ke seluruh penjuru dengan waktu singkat ada di pemegang gadget, kalau kita ikut menyebar artinya turut membantu opini itu seolah benar dan kalau sudah terbentuk opini sangat sulit untuk mengcounter yang sudah terbentuk di tengah masyarakat, dampaknya tidak baik dan tidak diharapkan,” jelasnya.
Sebagai penutup, Kapolda meminta kepada seluruh pejabat, pimpinan daerah dan tokoh masyarakat kota Bontang untuk selalu mengingatkan kepada warga untuk segera melakukan klarifikasi jika ada berita yang belum diketahui asal-usulnya, supaya pihak terkait maupun aparat bisa mencari tahu dan bertindak, sehingga informasi tidak berkembang dengan liar.
Terlihat hadir pula pada malam itu, Kepala Kejaksaan Negeri Bontang, Ketua Pengadilan Bontang, Kapolres Bontang, Dandim Bontang, Komandan Detasemen Rudal Bontang, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan tokoh masyarakat Kota Bontang. (rkm//)