Kaltimminutes.co, Samarinda – Selama Januari hingga minggu pertama Februari 2020, ada 126 kapal dari China menuju Kalimantan Timur. Angka tersebut adalah data dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Balikpapan dan KKP Samarinda.
Di Balikpapan, diketahui memiliki lima pintu masuk utama negara, mulai dari Bandara SAMS Balikpapan, pelabuhan Balikpapan, hingga pelabuhan Tanah Grogot. Pihak KKP Klas II Balikpapan terus melakukan pengawasan terkait risiko masuknya Novel Corona Virus 2019 ke Bumi Etam.
“Pintu masuk negara yang berada di bawah pengawasan KKP Balikpapan antara lain, Bandara SAMS Balikpapan, pelabuhan Balikpapan, dan pelabuhan Tanah Grogot. Itu lalu lintas penumpang lewat pesat cukup kami perhatikan. Misalnya, dari bulan Januari hingga Februari ada 16 pesawat penumpang dari Singapura, dan ada 20 pesawat carter,” kata Zainul, Kepala KKP Klas II Balikpapan.
“Walaupun Singapura bukan negara terinfeksi. Namun Singapura menjadi negara transit penerbangan dari China menuju Balikpapan. Sampai sekarang juga data nCoV juga telah sampai di Singapura,” sambungnya.
Untuk jalur pelabuhan, lalu lintas kapal asing (China) di pelabuhan Balikpapan dan Tanah Grogot, dari Januari hingga awal pekan Februari ini mencapai 35 kapal, dengan jumlah anak buah kapal (ABK) mencapai 866 orang.
“Di jalur pelabuhan juga tidak kalah pentingnya, terutama di pelabuhan Balikpapan dan pelabuhan Tanah Grogot, itu juga ada lalu lintas kapal yang masuk ke Balikpapan. Total ada 36 kapal yang masuk dengan ABK sekitar 866 orang, selama periode Januari hingga minggu pertama Februari,” jelasnya.
Mengantisipasi masuknya corona virus ke Kaltim, KKP Balikpapan melakukan pemeriksaan suhu tubuh ke tiap penumpang dan ABK yang datang dari luar negeri.
“Seluruh ABK kami lakukan pemeriksaan suhu tubuh. Kemudian personel dari KKP dibekali dengan perlengkapan khusus. Tentu bila ada kasus dicurigai terjangkit corona virus, personel sudah siap melakukan tindakan medis hingga melakukan rujukan ke rumah sakit yang telah ditentukan pemerintah pusat,” pungkas Zainul.
Sementara itu, untuk KKP Samarinda, telah melakukan pengawasan ketat bagi para penumpang baik di Bandara APT Pranoto maupun yang masuk melalui pelabuhan.
Sabilal Rasyad, Kepala KKP Samarinda menerangkan, di jalur pelabuhan, personel KKP akan melakukan pemeriksaan seluruh ABK yang ada di dalam kapal, sebelum tambat ke pelabuhan.
“Kami ada SOP-nya. Artinya sebelum kapal masuk, mereka sudah menyampaikan kepada kami. Namanya Maritim Declaration of Health. Artinya, pertanyaan-pertanyaan kesehatan di atas kapal, ada gak ABK yang sakit. Kalau pun tidak ada ditemukan, kami tetap melakukan pemeriksaan di atas kapal, orang per orang,” ungkap Sabilal.
Total kapal asing yang masuk ke pelabuhan yang ditangani KKP Samarinda, yakni sebanyak 90 kapal. Mereka tersebar di pelabuhan Samarinda, Bontang, Sangatta, dan Sangkulirang. Kapal-kapal tersebut didominasi oleh kapal pengangkut batu bara.
“Kapal asing hingga saat ini wilayah kami di KKP Samarinda, ada 90 kapal dari China yang menambat di Samarinda, Bontang, Sangatta, dan Sangkulirang. Kapal batu bara, hampir semua batu bara. Kemudian di Bontang kan ada LNG. Tapi paling banyak datang dari China kapal batu bara,” bebernya.
Hingga kini, pihak KKP belum menemukan adanya ABK yang diduga terjangkit corona virus.
“Hingga saat ini kami belum menemukan APK yang suspek virus corona. Kalaupun ada ditemukan suspek, kami telah bekerjasama dengan diskes dan rumah sakit, serta alur penanganan, telah kita siapkan semua,” pungkasnya. (rkm//)