Kaltimminutes.co – Sosok Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya, yang juga dikenal dengan panggilan Mayor Teddy, dan pengusaha Sugianto Kusuma alias Aguan, pemilik Agung Sedayu Group (ASG), tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah sebuah video tersebar.
Dalam video tersebut, terlihat Teddy memberikan hormat sosok yang diduga kepada Aguan, yang banyak diidentikkan dengan sosok pengusaha dan warga sipil.
Dalam rekaman yang beredar, Teddy, yang mengenakan jas hitam dan peci, tampak berjalan ke arah seorang pria yang berada di depannya dan kemudian memberi hormat.
Setelah itu, sosok pria tersebut membalas dengan senyuman dan jabat tangan. Komentar yang mengiringi video ini menyebutkan bahwa sosok yang dihormati Teddy adalah Aguan, yang belakangan ini juga mencuat namanya terkait isu pagar laut.
Kejadian ini langsung menarik perhatian netizen, banyak yang mengkritik situasi tersebut, mengingat Teddy merupakan pejabat negara yang memberi hormat kepada seorang pengusaha sipil.
Warganet pun mempertanyakan etika yang berlaku dalam konteks hubungan antara pejabat publik dan pengusaha swasta.
Namun, pihak Istana Kepresidenan memberikan klarifikasi terkait video tersebut. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, dalam konfirmasi pada Kamis (23/1/2025), menegaskan bahwa sosok yang dihormati oleh Teddy bukanlah Sugianto Kusuma alias Aguan, seperti yang beredar di media sosial.
Yusuf menjelaskan bahwa pria dalam video tersebut adalah Mayjen TNI Purnawirawan Asro Budi, yang merupakan mantan Komandan dari Teddy saat masih bertugas di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif).
“Beliau adalah Mayjen TNI Purn Asro Budi. Beliau dulunya adalah Komandannya Pak Seskab saat masih bertugas di Pussenif,” ujar Yusuf, membantah spekulasi yang beredar di media sosial.
Penyebaran video ini, meskipun sudah dibantah, tetap menjadi topik hangat di kalangan netizen, yang masih menyoroti dinamika antara pejabat negara dan tokoh-tokoh bisnis dalam kehidupan publik Indonesia.
Kontroversi ini semakin memperlihatkan bagaimana teknologi dan media sosial bisa mempengaruhi persepsi publik terhadap hubungan antara sektor publik dan sektor swasta.
(Redaksi)