Ragam

Nigeria Resmi Lunasi Utang IMF Senilai Rp 55,9 Triliun, Jadi Negra Pertama Afrika yang Bebas Pinjaman Covid-19

134
×

Nigeria Resmi Lunasi Utang IMF Senilai Rp 55,9 Triliun, Jadi Negra Pertama Afrika yang Bebas Pinjaman Covid-19

Sebarkan artikel ini
POTRET - Peta Negara Nigeria. (Istimewa)

Kaltimminutes.co – Negara Nigeria resmi melunasi utang sebesar 3,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 55,9 triliun kepada Dana Moneter Internasional (IMF), yang dipinjam saat puncak pandemi Covid-19 pada tahun 2020.

Pelunasan ini menjadikan Nigeria sebagai negara pertama di Afrika yang terbebas dari pinjaman darurat IMF terkait krisis kesehatan global tersebut.

Menteri Keuangan Nigeria, Wale Edun, mengonfirmasi kabar tersebut pada Kamis (15/5/2025). Ia menyebut bahwa pembayaran telah dilakukan sepenuhnya sesuai ketentuan dan jadwal yang disepakati sejak pinjaman dicairkan.

“Negara kami tidak memiliki utang tertunggak kepada IMF. Kami telah memenuhi kewajiban kami,” ujar Edun dikutip dari Bloomberg.

Pinjaman sebesar 3,4 miliar dolar AS diberikan IMF pada April 2020 sebagai bagian dari dukungan darurat kepada negara-negara yang ekonominya terpukul akibat pandemi. Dana itu digunakan Nigeria untuk menjaga stabilitas fiskal, menopang sektor kesehatan, serta mengurangi tekanan terhadap cadangan devisa.

Meski pelunasan telah dilakukan, Perwakilan Tetap IMF untuk Nigeria, Christian Ebeke, menyatakan bahwa Nigeria masih akan membayar biaya tahunan sekitar 30 juta dolar AS untuk Hak Penarikan Khusus (SDR), sebagai bentuk komitmen administratif yang tersisa.

Pelunasan utang ini menjadi indikator penting membaiknya kondisi ekonomi Nigeria. Bulan lalu, cadangan devisa bersih bank sentral Nigeria tercatat mencapai posisi tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Langkah besar lainnya yang mendukung pemulihan adalah reformasi nilai tukar yang dilakukan oleh Presiden Bola Tinubu. Pada pertengahan 2023, pemerintah mulai menerapkan kebijakan nilai tukar mengambang bebas, menggantikan sistem kurs tetap yang selama bertahun-tahun dianggap membebani ekonomi.

Namun, dampak kebijakan ini cukup drastis. Mata uang lokal Nigeria, naira, telah kehilangan lebih dari 70 persen nilai tukarnya terhadap dolar AS sejak kebijakan tersebut diberlakukan. Meskipun begitu, IMF menilai langkah tersebut sebagai reformasi struktural penting untuk mengatasi distorsi ekonomi.

“Kebijakan ini menempatkan Nigeria dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi tekanan eksternal,” ungkap pernyataan resmi IMF.

Keberhasilan Nigeria melunasi utang IMF di tengah tantangan global ekonomi dinilai sebagai preseden positif bagi negara-negara berkembang lain.

Pengelolaan utang yang disiplin, cadangan devisa yang meningkat, serta komitmen terhadap reformasi struktural, membuat Nigeria kini lebih siap menghadapi gejolak ekonomi global ke depan.

(Redaksi)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *