Scroll untuk baca artikel
Ragam

Pemprov Kaltim Minta Pengusaha Tambang Berkontribusi Lebih untuk Pengendalian Banjir Samarinda

63
×

Pemprov Kaltim Minta Pengusaha Tambang Berkontribusi Lebih untuk Pengendalian Banjir Samarinda

Sebarkan artikel ini

Kaltimminutes.co, Samarinda – Seminar Membangun Samarinda Tangguh Banjir, garapan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Kaltim, mengusulkan lubang bekas tambang (Void) jadi polder air guna pengendalian banjir di Samarinda.

Hal tersebut disampaikan Andi Harun, Ketua Perhapi Kaltim.

Example 300x600

“Konsep Perhapi Kaltim adalah void eks tambang jadi instumen pengendalian banjir,” kata Andi Harun, Kamis (5/3/2020).

Menanggapi hal tersebut, Hadi Mulyadi, Wakil Gubernur Kaltim menyebut menyulap void jadi polder air, bukan satu-satunya cara untuk pengendalian banjir di Samarinda. Sebab, banyak lubang tambang posisinya jauh dari titik banjir.

Lubang ini di mana, banjirnya di mana. Jadi tidak bisa serta merta gitu gitu loh. Ada lubang bekas tambang yang bisa dijadikan polder air, ada juga yang tidak bisa. Tergantung elevasinya di mana, kedudukannya di mana. Tidak bisa otomatis,” katanya, dikonfirmasi Jumat, (6/3/2020).

Hadi menyampaikan, tidak semua lubang bekas tambang harus dijadikan polder air. Sebab yang terpenting kewajiban reklamasi lubang tersebut harus dipatuhi pengusaha tambang.

Terkait kontribusi yang bisa dilakukan oleh pengusaha tambang, Wakil Gubernur Kaltim ini menyebut banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan tambang untuk membantu menyelesaikan masalah banjir di Samarinda.

“Perusahaan tambang harus berkontribusi untuk penyelesaian banjir di Samarinda. Soal kontribusi terserah lah macam-macam, asal mereka mau. Nyatanya sekarang banyak perusahaan tambang yang gak bantu,” tegasnya.

Tidak harus polder air, beberapa yang bisa dilakukan pengusaha tambang di antaranya, penanganan pertama mengatur rehabilitasi hutan yang baik. Ke dua sedimentasi di Sungai Mahakam dan Sungai Karang Mumus (SKM) pada khususnya. Menyediakan daerah-daerah resapan air yang kini menjadi perumahan.

“Lalu normalisasi drainase. Sanitasi kita buruk sekali. Saya pernah menemukan saya pernah turunkan yang namanya itu “Hantu Banyu” bayangkan ada kasur di dalam parit. Itu artinya sanitasi kita buruk dan kebiasaan kita buruk. Belum lagi sampah-sampah plastik,” jelasnya.

Meski begitu, Hadi menyatakan polder juga bisa jadi solusi pengendalian banjir di beberapa daerah di Samarinda.

“Terkait dengan hal itu, perusahan-perusahaan ini tidak hanya bisa berkontribusi dengan satu program saja. Polder juga mungkin, ada daerah-daerah tertentu polder ini jadi solusi. Tapi ada daerah tertentu polder itu tidak bisa jadi solusi,” pungkasnya. (rkm//)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *