Kaltimminutes.co – Tak hanya bicara soal lalu lintas, Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda melihat transportasi umum sebagai kunci peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan menekan biaya mobilitas keluarga, Dishub yakin sistem baru akan berdampak langsung ke ekonomi warga.
Transportasi publik bukan lagi sekadar layanan penunjang, tapi bakal jadi instrumen kesejahteraan.
Hal ini ditegaskan Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu, saat memaparkan rencana penataan ulang sistem transportasi kota.
“Satu keluarga bisa keluarkan 25–30% penghasilan hanya untuk transportasi. Kalau pakai angkutan umum, itu bisa dipangkas dan membantu kesejahteraan,” ujarnya.
Dishub Samarinda tengah menyusun strategi transformasi layanan angkutan umum yang lebih murah, nyaman, dan berbasis teknologi.
Skema ini termasuk sistem halte cerdas yang memungkinkan warga mengakses informasi kedatangan, ketersediaan bangku, dan tarif secara digital mirip dengan sistem di Balikpapan.
“Balikpapan itu dari APBN. Kita masih berproses, kemarin ajukan ke kementerian,” ungkapnya.
Langkah ini sejalan dengan arahan Kementerian Perhubungan untuk menjadikan angkutan umum sebagai tulang punggung mobilitas di kota-kota Indonesia. Dishub mengadopsi skema push and pull sebagai strategi utamanya.
Langkah “push” mencakup pembatasan kendaraan pribadi melalui sistem ganjil genap, larangan parkir, hingga penataan arus lalu lintas satu arah. Sedangkan langkah “pull” adalah penyediaan layanan angkutan umum modern.
“Pemerintah harus hadir dalam urusan konektivitas dan itu hanya bisa lewat angkutan umum,” tegas Hotmarulitua.
Program ini ditargetkan mulai berjalan pada 2026 dan menjadi bagian dari transformasi mobilitas yang berdampak langsung ke kehidupan sehari-hari warga Samarinda.
(Redaksi)