Kaltimminutes.co, Samarinda – Gubernur Kaltim menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) atas penyebaran virus corona (Covid-19) yang makin meluas. Bahkan di Kaltim, telah ada satu pasien yang dinyatakan positif corona.
Satu pasien positif Covid-19 tersebut telah dirawat intensif di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Keputusan KLB ini sesuai undang-undang dan Permenkes apabila ada satu warga yang dinyatakan positif maka daerah tersebut dinyatakan dalam status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Meski menyatakan KLB, Isran Noor, Gubernur Kaltim mengimbau warga agar tidak panik. Dengan nada berkelakar, Isran menyebut biarkan gubernur yang panik. Untuk itu, warga diharap dapat mendukung program-program penanganan virus asal Wuhan, Tiongkok ini.
Warga jangan panik, cukup gubernur yang panik. Untung-untung gubernur gak stres,” kata Isran, saat jumpa pers Rabu malam (18/3/2020), di Kantor Gubernur Kaltim.
Keresahan Gubernur Kaltim ini bukan tanpa alasan. Pasalnya pada saat rapat koordinasi penanganan virus corona di Balikpapan, Senin (16/3/2020) lalu, terungkap bahwa Kaltim saat ini kekurangan cairan desinfektan, guna menangkal keberadaan virus.
“Di rakor kemarin dibahas, bahwa Kaltim desinfektan,” jelas Isran.
Selain cairan desinfektan, empat rumah sakit yang menjadi rujukan bagi pasien diduga atau bahkan positif corona, diketahui juga kekurangan alat-alat medis, seperti Alat Pelindung Diri (APD).
“Kekurangan alat-alat medis, juga kekurangan APD, yang pakaian astronot itu,” paparnya.
Guna menindaklanjuti kekurangan APD dan cairan desinfektan, Pemprov Kaltim bersama DPRD Kaltim segera melakukan kesepakatan-kesepakatan guna pengadaan kelengkapan medis tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan adalah melakukan revisi APBD Kaltim tahun 2020.
“Semoga bisa cepat melakukan kesepakatan dalam rangka pengadaan bahan-bahan yang tadi kurang. Yakni melajukan revisi anggaran, agar alat-alat medis tersebut bisa dianggarkan,” tegasnya.
“Bahkan ada dana miskin yang tidak terserap maksimal di 2019 mencapai puluhan miliar, segera dimanfaatkan untuk ini,” sambungnya.
Terkait kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) di rumah sakit, ataupun pelayanan kesehatan lainnya, diminta memanfaatkan APD yang telah ada. Sambil menunggu pengadaan APD baru.
“Kekurangan APD juga SDM kesehatan akan terus kita upayakan dicukupi,” pungkasnya. (rkm//)