Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Ragam

RI Dipaksa Teken Perjanjian, Jokowi Menolak, Ini Alasannya

1
×

RI Dipaksa Teken Perjanjian, Jokowi Menolak, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
Presiden Joko Widodo / theconversation.com
Example 468x60

Kaltimminute.co – Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegas menolak menandatangani perjanjian persetujuan melepas rantai pasok (supply chain) sumber daya alam (SDA) kepada sejumlah negara pada pertemuan G20 belum lama ini.

Hal ini disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir. Menurut Erick, di tengah tekanan supply chain global, negara-negara di dunia justru menyoroti Indonesia karena menyimpan berjuta SDA.

Example 300x600

“Kemarin semua negara karena tahu Indonesia ini kaya sumber daya alam, di G20 kita dipaksa menandatangani supply chain agreement. Terima kasih kepada Bapak Presiden beliau menolak, dan kami menteri-menteri pun mendukung untuk menolak,” ujar Erick.

Erick menjelaskan saat ini bukan masanya lagi Indonesia melepas kekayaan sumberdaya alam kepada asing. Menurutnya sumber daya yang melimpah yang saat ini dimiliki Indonesia harus digunakan untuk pertumbuhan Indonesia

“Ini bukan era-nya lagi kita melepas sumber daya alam kita di pakai untuk pertumbuhan ekonomi bangsa lain. Sudah waktunya sumber daya alam kita harus dipakai untuk pertumbuhan bangsa kita,” ujarnya.

Lebih lanjut Erick mengungkapkan Presiden melok untuk menandatangani hal tersebut dikarenakan kita ditekan untuk mengirim hasil tambang kita sebanyak-banyaknya kenegara lain.

“Bapak Presiden tidak mau tanda tangan waktu di G20 mengenai supply chain. Kenapa? Salah satunya kita ditekan bahwa industri pertambangan kita harus dikirim sebanyak-banyaknya ke negara lain,” kata Erick pada kesempatan lain.

Saat ini pemerintah tengah berupaya untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam guna mendongkrak pertumbuhan perekonomian nasional.

“Jadi apa bedanya, waktu zaman dulu VOC datang ke sini mencari pala dan rempah. Hari ini juga sama sumber daya alam kita harus dibuka. Tentu kita tidak sepakat dan tidak mau sumber daya alam kita untuk bangsa lain,” jelas Erick.

Erick mengungkapkan saat ini sudah waktunya Indonesia menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dunia.

“Ekonomi dunia jadi bagian pertumbuhan kita, bukan di balik, kita hanya dijadikan sapi perah saja,” jelas dia.

Dia juga memaparkan kebijakan Presiden Jokowi terkait pelarangan ekspor nikel adalah langkah yang tepat. Apalagi dengan kebijakan pemrosesan hasil tambang misalnya sampai menjadi baterai listrik. Hal tersebut akan menciptakan turunan berupa kawasan industri hijau di Batam dan tempat lain untuk penciptaan lapangan kerja.

“Karena kalau cuma tambang (yang dikirim) berapa banyak sih pekerjaannya. Begitu diturunkan harus dibuat di sini-di situ yang menjadi keberpihakan dengan investasi,” tambah dia. (*)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *