Kaltimminutes.co – Rusia menembakkan 84 rudal ke beberapa kota di Ukraina pada Senin (10/10).
Sebanyak 14 orang tewas dan 97 terluka akibat serangan tersebut. Hal ini lantas membuat Ukraina geram.
Perwakilan Ukraina menumpahkan amarahnya di rapat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menyebut Rusia sebagai negara teroris.
“Rusia sekali lagi membuktikan mereka adalah negara teroris yang harus dihalangi dengan berbagai cara terkuat yang mungkin dilakukan,” kata Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, dalam pidato pembukaannya, seperti dikutip AFP.
“Sayangnya, Anda sulit mendesak perdamaian yang stabil dan waras selama kediktatoran yang gila dan tak stabil tetap ada di wilayah Anda.” lanjutnya.
Kyslytsya lanjut mengatakan bahwa keluarga dekatnya turut menjadi korban dari serangan rudal tersebut.
Ia juga mengungkap 14 warga sipil tewas dan 97 orang lainnya terluka dalam serangan Moskow ini.
serangan itu melumpuhkan listrik di wilayah Kyiv, Lviv, Sumy, Ternopil, dan Khmelnytsky. Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina menyampaikan Rusia menembakkan 84 rudal dan serangan udara.
Ukraina menyebut telah mencegat 56 rudal dan drone. Militer Ukraina mengatakan serangan Rusia itu berdampak pada 20 permukiman.
Diketahui, serangan Rusia ini setelah ledakan terjadi di Jembatan Kerch di wilayah Crimea yang dicaplok Rusia.
Presiden Rusia, Vladimir Putin geram dengan peristiwa ledakan yang merusak Jembatan Crimea tersebut.
Putin lantas menuduh Ukraina di balik serangan ledakan di jembatan penghubung Rusia dan Crimea itu.
Putin juga menetapkan peledakan itu sebagai ‘aksi terorisme’.
“Tidak diragukan. Ini adalah tindakan terorisme menargetkan penghancuran infrastruktur sipil yang sangat penting,” kata Putin dilansir pada Reuters pada Senin (10/10).
“Ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan oleh layanan khusus Ukraina,” ujar dia lagi. (*)
