Ragam

Rutin Pentas Teater, Happy Salma Akan Adaptasi Tiga Karya Sastra ke Teater

115
×

Rutin Pentas Teater, Happy Salma Akan Adaptasi Tiga Karya Sastra ke Teater

Sebarkan artikel ini

Kaltimminutes.co, Samarinda – Sebagai pegiat dan pencinta sastra dan teater, Happy Salma rutin menggarap proyek yang berhubungan dengan karya sastra, kepenulisan, dan teater. Proyeknya itu digarap bersama Titimangsa Foundation, yayasan yang dirintisnya bersama Yulia Evina Bhara tahun 2006 silam.

Berupaya terus membangkitkan industri teater nasional, tahun ini mantan aktor teater itu berencana mengadaptasi tiga karya sastra untuk dipentaskan sebagai karya teater.

Example 300x600

“Saya konsen mengalihwahanakan karya sastra Indonesia ke dalam bentuk pertunjukan,” katanya di Jakarta, Sabtu (1/2) akhir pekan lalu, melansir grid.id.

Menurut penulis buku The Warrior Daughter (2015) itu, pengadaptasian karya sastra (novel, puisi, monolog) ke dalam seni teater merupakan bentuk pilihan bagaimana menyuarakan kisah-kisah perjuangan para pendahulu yang telah berjasa dalam membangun kebudayaan bangsa dan negara, terutama di bidang sastra.

Dihadirkan dengan wahana kekinian, pentas karya ini tidak hanya berniat mengisahkan heroisme ataupun nasionalisme para pejuang, tapi juga bagaimana kisah-kisah itu dikemas dengan cara yang menarik dan terhubung dengan masakini agar tumbuh kesadaran-kesadaran baru dari letupan memori-memori tersebut.

“Jadi memang saya senang, jadi saya punya energi yang besar untuk mewujudkan itu,” tuturnya.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang mementaskan satu-dua karya, tahun ini aktor dan pemain sinetron itu akan mengadaptasi tiga karya sastra, antara lain roman “Kuantar Ke Gerbang” karya Ramadhan KH, novel “Helen dan Sukanta” karya Pidi Baiq, dan sebuah monolog.

“Setiap tahun ada rencana terus, termasuk tahun ini,” ujarnya.

Belum dikonfirmasi kapan dan di mana ketiga karya adaptasi ini akan dipentaskan, namun yang pasti, sebagaimana komitmennya, Happy Salma akan mempersembahkan ketiga karya ini untuk publik teater Indonesia.

 

Rutin Pentaskan Teater

 

Industri teater di Indonesia memang masih belum menjadi industri yang berkembang seperti industri perfilman. Boleh dibilang, industri teater masih bergumul dengan idealisme, tidak seperti film yang sudah hadir sebagai industri komersial.

Meski demikian, sebagai ‘anak teater’, Happy Salma dan rumah produksinya terus menggelar pementasan agar penonton bisa menghargai seni pertunjukan dengan membeli tiket dan mengapresiasi kerja keras pelaku seni, terutama seni teater.

Garapan pertama Happy Salma dan rumah produksinya adalah pementasan “Ronggeng Dukuh Paruk”, yang diadaptasi dari novel “Ronggeng Dukuh Paruk” karya Ahmad Tohari pada tahun 2009 lalu.

Karya ini dipentaskan tidak saja di dalam negeri (Taman Ismail Marzuki Jakarta), tapi juga di luar negeri, antara lain di Amsterdam (Belanda) dan Bern (Swiss).

Ada pula pementasan teater monolog “Inggit” karya penulis naskah Ahda Imran dan Sutradara Wawan Sofwan yang diadaptasi dari novel “Kuantar Ke Gerbang” karya Ramadhan KH yang dipentaskan beberapa kali di Jakarta dan Bandung (2011-2014).

Selain itu, ada pentas teater “Kisah 3 Titik” yang dipentaskan di Jakarta tahun 2016, “Sukreni Gadis Bali”, naskah yang diadaptasi dari novel Sukreni Gadis Bali karya A A Pandji Tisna di Jakarta (2016), dan beberapa lainnya.

Tahun 2017, sebagai proyek kolaborasi Titimangsa Foundation dengan Bakti Budaya Djarum Foundation, Happy Salma mementaskan pertunjukan teater “Perempuan-Perempuan Chairil”. Pementasan ini digelar di Teater Jakarta, TIM, pada 11-12 November 2017.

Tahun berikutnya, Happy Salma lagi-lagi menyapa publik teater lewat pementasan “Bunga Penutup Abad”, karya adaptasi dari novel tetralogi “Pulau Buru”, khususnya ‘Bumi Manusia’ dan ‘Anak Semua Bangsa’ karya Pramoedya Ananta Toer.

Pentas ini diadakan selama dua hari, Sabtu-Minggu, 17-18 November 2018 di Teater Jakarta, TIM Jakarta. Karya ini sebelumnya dipentaskan dua kali, yakni pada Agustus 2016 di Jakarta dan Maret 2017 di Bandung.

Tahun lalu, Titimangsa Foundation kembali mempersembahkan pertunjukannya yang ke-39 berjudul “Nyanyi Sunyi Revolusi”. Pertunjukan ini berkisah tentang kehidupan cinta dan perjuangan Amir Hamzah, nasionalis sekaligus penyair angkatan Pujangga Baru.

Pementasan ini diadakan di Gedung Kesenian Jakarta pada 2-3 Februari 2019.

Sejak dibentuk 14 tahun lalu, Happy Salma dan yayasannya juga sukses menggelar kegiatan sastra.

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, di antaranya: Keliling Sastra 10 SMU di Jakarta (2006) dan Keliling Sastra di beberapa kota di Indonesia seperti Yogyakarta, Sumbawa, Jepara, Jambi, Kupang, Solo, Semarang, dan Jakarta, untuk menggelorakan kembali kesukaan anak-anak muda pada sastra (2007-2009). (rkm//)

 

 

Artikel ini telah terbit di laman Portal Teater, dengan judul: ‘Happy Salma Berencana Adaptasi Tiga Karya Sastra ke dalam Teater’

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *