Kaltimminutes.co – Pemerintah Kota Samarinda mengambil langkah revolusioner dalam mengatasi lonjakan volume sampah yang kini mencapai 604 ton per hari. Tidak sekadar menambah armada angkutan atau memperbanyak petugas kebersihan, Wali Kota Andi Harun memilih pendekatan berbasis teknologi dengan menghadirkan sepuluh unit insinerator.
Insinerator adalah alat pemusnah sampah berbasis pembakaran bersuhu tinggi yang mampu mengurangi volume limbah secara drastis. Satu unit insinerator mampu mengolah hingga 10 ton sampah dalam waktu empat jam. Bila dioperasikan selama delapan jam sehari, sepuluh unit insinerator itu bisa menangani hingga 200 ton sampah per hari. Dengan pengoperasian 24 jam penuh, kapasitas pengolahan sampah bisa meningkat secara signifikan.
“Kalau pendekatan kita tidak berubah, sampah akan terus bertambah. Omong kosong kalau kita pikir bisa kendalikan sampah dengan cara lama,” tegas Andi Harun dalam pernyataannya.
Ia menyebut penggunaan teknologi modern sebagai langkah penting untuk keluar dari krisis pengelolaan sampah yang semakin kompleks, seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi kota. Samarinda, menurutnya, tak bisa hanya mengandalkan solusi konvensional seperti memperluas tempat pembuangan akhir (TPA) atau menambah truk sampah.
“Sekarang kita bangun insinerator saat kota lain belum memikirkannya. Percayalah, dua tahun lagi Samarinda akan jadi kota yang paling siap mengendalikan sampah,” ujarnya optimistis.
Langkah ini juga diiringi dengan rencana edukasi dan sosialisasi ke masyarakat, agar teknologi pengolahan limbah ini tidak sekadar menjadi proyek infrastruktur, melainkan bagian dari perubahan sistemik menuju kota yang bersih dan berkelanjutan.
Lebih dari sekadar solusi teknis, pembangunan insinerator ini adalah bagian dari visi besar Pemerintah Kota Samarinda untuk menjadikan pengelolaan sampah sebagai pilar penting dalam pembangunan kota cerdas dan ramah lingkungan.
(Redaksi)
