Kaltimminutes.co, Samarinda – Kasus gagal ginjal yang terjadi pada anak-anak turut mendapatkan tanggapan serius dari DPRD Samarinda.
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Damayanti menyayangkan kasus tersebut yang terjadi karena berasal dari obat-obatan sirup yang dikonsumsi.
“Ini sangat disayangkan. Kenapa obat tersebut telah dipasarkan sejak lama, tetapi baru timbul isu seperti ini setelah adanya kejadian gagal ginjal,” kata Damayanti.
Dengan adanya temuan tersebut, Damayanti menilai jika selama ini pengawasan obat, khususnya dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) masih kurang maksimal.
Hal ini mengakibatkan sekitar kurang lebih 200 anak di Indonesia yang dilaporkan mengalami gangguan gagal ginjal.
Dari jumlah itu, hampir 100 anak meninggal akibat gangguan gagal ginjal.
“Berarti proses pengawasan obat itu sangat kurang, mentang-mentang obat itu beredar kemudian sudah mendapatkan izin tidak dilakukan tindak lanjut lagi dalam pengawasan,” jelas Damayanti.
Lanjut ia mengatakan, pihaknya terus memantau keputusan dari pemerintah pusat untuk mengawasi peredaran obat-obat tersebut dan jangan sampai imbauan dari pusat untuk tidak mendistribusikan obat tersebut masih dilakukan atau di perjual belikan di apotek, toko dan swalayan.
“Ke depannya harus segera dilakukan sidak kepada apotek atau toko obat, apakah masih menjual obat-obat yang dirasa berbahaya sehingga tidak beredar lagi di masyarakat,” pungkasnya.
(Advertorial)