Kaltimminutes.co – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD turut merespon pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait adanya kemungkinan pemilu 2024 tak akan jujur dan adil.
Mahfud MD menegaskan bahwa pemilu pasti diwarnai oleh tindak kecurangan, termasuk pemilu di zaman SBY.
“Ada atau tidak ada tudingan dari Pak SBY, Pemilu pasti diwarnai kecurangan. Pada zaman Pak SBY juga banyak kecurangan. Sebagai hakim MK (Mahkamah Konstitusi) ketika itu saya tahu itu,” kata Mahfud dalam keterangan tertulis, Kamis (22/9).
Lanjut Mahfud MD menjelaskan kecurangan pemilu saat SBY berkuasa bukan dilakukan Pemerintah terhadap parpol, melainkan kecurangan antar-pendukung parpol sebagai kontestan pemilu.
Hal tersebut kata dia terbukti saat ada gugatan hasil pemilu ke MK atas hasil perolehan suara yg diperoleh partai lain.
“Bahkan ada juga yang menggugat karena merasa dicurangi oleh sesama anggota partai,” kata dia.
Mahfud lantas membedakan kecurangan pemilu zaman Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto dengan era reformasi saat ini.
Ia mengatakan ketikan Zaman Orba, kecurangn langsung dilakukan oleh pihak penguasa.
“Zaman Orba, curangnya vertikal, sekarang curangnya horizontal terjadi antarkelompok rakyat yang sama-sama ikut pemilu,” kata dia.
Sebelumnya Rapimnas Demokrat, SBY sempat menyatakan bakal ‘turun gunung’ menghadapi Pemilu 2024. Ia mengklaim mendapat informasi penyelenggaraan pemilu bisa tidak jujur dan adil.
“Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang? Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil,” ujar SBY. (*)