Kaltimminutes.co – Walikota Samarinda, Andi Harun, menegaskan bahwa program pendidikan gratis seperti Gratispol yang digagas Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud belum menjamin kesiapan sumber daya manusia menghadapi dunia kerja.
Menurutnya, kualitas lulusan harus menjadi fokus utama jika ingin program pendidikan benar-benar berdampak jangka panjang.
Dalam rapat bersama jajaran Pemprov Kalimantan Timur pada Senin (5/5/2025), Walikota Samarinda Andi Harun memberikan catatan kritis terhadap program Gratispol yang tengah digalakkan di seluruh wilayah Kaltim.
Ia menilai, keberhasilan akses pendidikan bukanlah akhir dari perjuangan, tetapi justru awal dari tantangan yang lebih kompleks yaitu kualitas lulusan.
“Kalau kita hanya bicara akses, kita bisa saja puas dengan tingginya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tapi pertanyaannya, apakah lulusan kita mampu bersaing di pasar kerja? Jangan sampai kita mencetak pengangguran berijazah,” kata Andi.
Meski menyebut bahwa Samarinda saat ini memiliki IPM tertinggi di Kaltim, ia mengingatkan agar capaian angka tersebut tidak meninabobokan pemerintah daerah.
“IPM belum tentu mencerminkan kualitas SDM yang siap kerja,” tambahnya.
Ia menekankan pentingnya reformasi menyeluruh dalam sistem pendidikan, termasuk pembenahan kurikulum dan penguatan pelatihan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
“Kalau kita tidak meningkatkan mutu pendidikan, kita hanya akan bergantung pada belas kasihan dunia industri,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Andi mengusulkan agar program Gratispol tidak hanya menggratiskan biaya pendidikan, tetapi juga menjadikan institusi pendidikan sebagai pusat pengembangan talenta unggul.
“Pendidikan gratis itu penting, tapi lebih penting lagi menjadikan institusi pendidikan kita sebagai tempat lahirnya SDM unggul,” katanya.
Andi juga memperingatkan bahwa ketimpangan kualitas SDM bisa menjadi batu sandungan utama bagi keberhasilan program gubernur lainnya di bidang kesehatan dan infrastruktur.
“Kita perlu bergerak cepat. Anak-anak kita tidak boleh kalah dari mereka yang datang dari luar, bukan karena mereka tak mampu, tapi karena kita lalai menyiapkan kualitas sejak dini,” pungkasnya.
(Redaksi)