Olahraga

Tanpa Megabintang, PSG Justru Jadi Monster: 7 Fakta Kejayaan Brutal di Final UCL

123
×

Tanpa Megabintang, PSG Justru Jadi Monster: 7 Fakta Kejayaan Brutal di Final UCL

Sebarkan artikel ini
Para pemain PSG melakukan selebrasi usai menjadi juara Liga Champions lewat kemenangan telak 5-0 atas Inter Milan.(AFP/Kirill KUDRYAVTSEV)

Kaltimminutes.co – Permainan sepak bola yang dilakukan Paris Saint-Germain (PSG) di Allianz Arena pada malam 31 Mei 2025 bukan hanya tentang kemenangan, Ini adalah pernyataan keras.

Sebuah babak baru dalam sejarah sepak bola Eropa, ketika klub yang selama bertahun-tahun dijuluki “klub meme” karena gagal terus di Eropa, akhirnya menjelma menjadi penguasa benua biru dengan cara paling brutal yaitu menggulung Inter Milan 5-0 di final Liga Champions.

Tapi lebih dari sekadar angka, kemenangan ini adalah manifestasi dari transformasi PSG dari ketergantungan pada bintang besar ke kekuatan kolektif yang menakutkan.

Inilah 7 fakta monumental yang membuat kemenangan PSG kali ini layak dicatat sebagai salah satu momen paling menggetarkan dalam sejarah Liga Champions:

1. Final Paling Brutal Sepanjang Sejarah Liga Champions

Skor telak 5-0 atas Inter Milan menjadikan PSG pemegang rekor margin kemenangan terbesar dalam sejarah final Liga Champions. Tak ada yang bisa membantah dominasi total mereka. Inter Milan bahkan tak diberi ruang untuk sekadar berharap.

2. Treble Winners Tanpa Megabintang

Tanpa Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe PSG justru tampil lebih padu dan efisien. Mereka mengawinkan tiga gelar sekaligus, yaitu  Ligue 1, Coupe de France, dan Liga Champions. Buktinya jelas bahwa kolektivitas dan strategi lebih penting daripada popularitas.

3. Luis Enrique: Raja Final Tanpa Cela

Sang pelatih, Luis Enrique, sekali lagi menunjukkan statusnya sebagai arsitek juara. Dengan kemenangan ini, ia mencatatkan 11 kemenangan dari 11 final di level klub. Sebuah rekor sempurna yang belum tersentuh oleh pelatih mana pun di Eropa saat ini.

4. Dua Anak Muda Penghancur Inter Milan dari PSG

Desire Doue (19 tahun) dan Senny Mayulu (18 tahun) tampil bak veteran. Doue mencetak dua gol dan satu assist, sedangkan Mayulu menutup pesta PSG dengan gol kelima. Masa depan PSG sudah tiba  dan mereka memulainya dengan teror di final.

5. Satu Kemenangan, Tiga Turnamen Internasional

Dengan trofi Liga Champions, PSG otomatis mengamankan tiket ke tiga kompetisi prestisius sekaligus:

  • Piala Super UEFA 2025 melawan Tottenham
  • Piala Interkontinental FIFA 2025
  • Piala Dunia Antarklub FIFA 2029
    Era globalisasi PSG sebagai kekuatan dunia baru saja dimulai.

6. Klub Elit Baru dalam Klub Treble Winners

PSG kini menjadi klub ke-11 dalam sejarah yang sukses meraih treble winners. Mereka menyusul jejak klub-klub legendaris seperti Barcelona, Manchester United, Bayern München, dan Inter Milan. PSG resmi masuk jajaran elite sejati.

7. Dari Ejekan Jadi Ancaman

Selama bertahun-tahun, PSG diejek karena kegagalan mereka di panggung Eropa meski belanja besar-besaran. Tapi musim ini, semua ejekan dibungkam. PSG tak hanya menang mereka melumat habis lawan-lawannya. Mereka bukan lagi klub bintang, mereka kini adalah tim pembunuh baru dalam dunia sepak bola.

(Redaksi)

 

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *