Home / Ragam

Minggu, 18 Desember 2022 - 16:02 WIB

Terkendala Masalah Fasilitas dan Infrastruktur, Minat Investor Minim ke KEK MBTK

KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan/kek.go.id

KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan/kek.go.id

Kaltimminutes.co, Samarinda – Saat ini baru ada satu investor yang menanamkan modalnya ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MBTK Kaltim, di Kutai Timur.

Padahal KEK Maloy ini telah direncanakan sejak Gubernur Awang Faroek Ishak, dilanjutkan Gubernur Isran Noor.

KEK MBTK diresmikan oleh Presiden Jokowi, pada 2019 lalu.

Namun, baru PT Palma Serasih Indonesia (PSI) yang baru berinvestasi membangun tangki timbun bernilai Rp45 miliar.

Minimnya minat investor ke KEK MBTK, lantaran banyak persoalan yang dihadapi pengelola kawasan ekonomi khusus itu.

Beberapa diantaranya seperti masalah infrastruktur, kepastian aset, rencana kerja sama dan investasi, penyediaan air bersih, listrik, hingga pematangan lahan.

Baca Juga :  Asik!! 80 Ribu Siswa di Balikpapan Terdata Dapat Bantuan Kuota Internet

Pemprov Kaltim berkolaborasi bersama Pemkab Kutai Timur guna menyelesaikan persoalan yang dihadapi KEK Maloy.

Selain itu, Sri Wahyuni, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim, menjabarkan pembenahan KEK Maloy juga membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat.

“KEK MBTK tidak vakum, sehingga sangat layak untuk dibantu pusat dalam urusan infrastruktur. Ketika di sini ada aktivitas, maka pusat layak mendukung,” kata Sri Wahyuni, belum lama ini.

Pemprov Kaltim juga bakal membuat masterplan baru yang lebih memudahkan investor untuk membaca dan menghitung potensi investasi, kala berencana berinvestasi di KEK MBTK.

Untuk itu, sebelum ditawarkan ke para investor, lokasi dan fasilitas di KEK Maloy mesti dimatangkan, seperti jalan akses, jalan lingkungan, listrik, air dan lain kebutuhan lain yang pasti diperlukan industri.

Baca Juga :  Kejati Kaltim Tetapkan Direktur PT MGRM Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Proyek Bodong Rp 50 Miliar

“Perlu peta jalan industri yang lebih detail. Maket lengkap kawasan harus tersedia dulu. Tidak menjual gelondongan,” tegasnya.

“Profil investasi kawasan harus lengkap. Penawaran harus disajikan dengan lengkap sehingga investor akan lebih tertarik. Investor pasti ingin karpet merah,” lanjutnya.

Tidak melulu soal sumber daya alam dan sawit, kawasan KEK Maloy juga diharapkan menjadi kawasan industri untuk pengolahan hasil perkebunan/pertanian/ perikanan menjadi produk bernilai tambah.

“Fasilitas itu semua yang harus kita pikirkan dan kita siapkan mulai sekarang,” pungkas Sri Wahyuni. (*)

Share :

Berita Terkait

Ragam

Rahmad-Thohari Merapat ke GP Ansor Balikpapan, Husni Kadri: Kami Yakin

Ragam

Sukseskan Pilwali Balikpapan, KPU Rekrut 10 Ribu Anggota KPPS

Ragam

UNU Kaltim Dukung Pemindahan IKN, Berharap Masyarakat Mendapatkan Banyak Manfaat Positif

Ragam

Unmul Minim Bantuan dari Perusahaan, Wagub dan Rektor Unmul Siap Seruduk Perusahaan

Ragam

Mangkrak 13 Tahun, Proyek Bendungan Marangkayu Disebut Pemprov Telah Diserahkan ke Pemerintah Pusat

Ragam

 Gelar Kirab Pemilu 2024, KPU Balikpapan Sosialisasikan ke Seluruh Kecamatan

Ragam

Usulan 2 Proyek MYC dari Pemprov Kaltim Kian Menuai Polemik, Akademisi Unmul Beri Komentar Tegas

Ragam

Syaharie Jaang, Walkot Samarinda Positif Covid-19, Suhu Tubuh Sempat 37 Derajat