Kaltimminutes.co – Instruksi tegas Wali Kota Samarinda Andi Harun kembali menjadi sinyal kuat bahwa penanganan banjir di kota ini tak bisa menunggu.
Hanya berselang tiga hari pascarapat teknis yang ia pimpin, jajaran lintas organisasi perangkat daerah (OPD) langsung menggelar aksi nyata di lapangan, Minggu (29/6), dengan menyasar sejumlah titik banjir yang disebut dalam daftar prioritas.
Sebanyak 11 titik rawan banjir telah dipetakan sebagai fokus jangka pendek, dan hari ini pengerjaan difokuskan di kawasan Jalan Padat Karya Bengkuring, Pal Besi Loa Bakung, dan Jalan Gunung Merbabu depan RS Dirgahayu.
“Perintahnya jelas, jangan tunggu anggaran. Kalau bisa dikerjakan langsung, kerjakan. Itu arahan dari Pak Wali,” ujar Hambali, anggota Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP), saat ditemui di lokasi pengerjaan drainase.
Hambali menegaskan, langkah cepat ini menandai pendekatan respon cepat struktural mengandalkan kerja sama antara TWAP, Dinas PUPR Bidang Sumber Daya Air (SDA), dan dukungan tenaga lapangan yang disebar secara simultan di titik prioritas.
Sebanyak 30 personel SDA diturunkan di kawasan Gunung Merbabu dan Gunung Cermai, sementara dua alat berat jenis ekskavator memperkuat pengerukan sedimen di Pal Besi dan Padat Karya.
Pendekatan teknis juga dikombinasikan dengan tenaga manual sebanyak 10 orang untuk membuka saluran tersumbat.
Langkah ini bagian dari strategi multi-aspek penanaganan banjir yang diungkapkan Andi Harun dalam rapat 25 Juni lalu, yang mencakup pemetaan ulang drainase, normalisasi sungai, dan intervensi terhadap kawasan rawan akibat pematangan lahan tak terkendali.
“Ini bukan penanganan banjir satu kali. Kita bergerak cepat sebagai bagian dari fondasi solusi permanen yang akan dilanjutkan sampai 2026,” tegas Andi Harun dalam arahannya saat
Gerakan lintas dinas ini juga dianggap sebagai uji cepat birokrasi Samarinda, apakah mampu menggerakkan sumber daya secara efisien dan tak terjebak pola kerja menunggu anggaran.
Dengan pengawasan ketat dari TWAP dan pemantauan harian oleh tim SDA, Pemkot Samarinda ingin memastikan bahwa upaya ini bukan hanya respons sesaat, tetapi bagian dari transisi menuju sistem drainase kota yang lebih adaptif terhadap cuaca ekstrem.
(Redaksi)