Kaltimminutes.co – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) akhirnya buka suara terkait klaim Syahrini soal penghargaan yang disebut-sebut berasal dari mereka di Festival Film Cannes 2025. Melalui pernyataan resminya, UNESCO menegaskan tidak pernah terlibat dalam pemberian penghargaan tersebut.
Klarifikasi ini disampaikan oleh Kantor Regional UNESCO di Jakarta setelah viralnya unggahan Syahrini yang menyebut dirinya menerima penghargaan dari UNESCO lewat program bertajuk Listen to Her Parole.
Dalam unggahan itu, ia mengucapkan terima kasih kepada UNESCO dan menyebut penghargaan tersebut sebagai bentuk pengakuan global atas perjuangan perempuan.
Namun, UNESCO membantah keterlibatan mereka dalam ajang penghargaan itu.
“UNESCO tidak terlibat dalam pemberian penghargaan pada acara di Fetival Film Cannes 2025 yang dimaksud,” tegas pernyataan resmi yang diansir dari CNNIndonesia.com, Kamis (21/5).
Badan internasional tersebut juga menekankan bahwa meskipun acara itu mungkin melibatkan seorang UNESCO Artist for Peace, keterlibatan itu bersifat pribadi atau simbolis, bukan mewakili lembaga secara resmi.
“Acara tersebut bukan merupakan upacara atau bentuk pengakuan resmi dari UNESCO,” lanjut pernyataan tersebut.
UNESCO menjelaskan bahwa penghargaan yang dimaksud kemungkinan besar berasal dari United Society Council (USC) sebuah organisasi yang memiliki program bertajuk Listen to Her Parole. Program ini disebut mendapat dukungan dari Guila Clara Kessous, salah satu seniman yang menyandang status UNESCO Artist for Peace.
Klarifikasi ini muncul beberapa hari setelah Syahrini dua kali tampil di red carpet Cannes pada 15 dan 16 Mei 2025 dan membagikan momen penerimaan penghargaan melalui akun Instagram-nya.
“Saya datang ke Cannes untuk menerima penghargaan bergengsi dan luar biasa ini dari UNESCO melalui platform Listen to Her Parole,” tulis Syahrini di media sosial.
Seiring dengan klarifikasi ini, muncul kembali perdebatan publik mengenai validitas berbagai penghargaan yang sering diklaim publik figur Indonesia dalam acara internasional.
Sampai berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Syahrini terkait bantahan UNESCO.
(Redaksi)