Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Hukrim

Tinggal di Masjid, Perantauan Asal Banjarmasin Ditemukan Meninggal di Samarinda

21
×

Tinggal di Masjid, Perantauan Asal Banjarmasin Ditemukan Meninggal di Samarinda

Sebarkan artikel ini

Kaltimminutes.co, Samarinda – Baru saja aktivitas salat dzuhur selesai, warga di bilangan Angsoka, Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota, Rabu (8/6/2020) siang tadi sekira pukul 13.30 Wita digegerkan penemuan mayat seorang pria tuna wisma di dalam Masjid Al-Musyawarah.

Informasi diterima, jenazah pria itu bernama Subhan berusia 34 tahun perantau asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Example 300x600

Ia diketahui memang kerap menjadi penghuni masjid lantaran tak memiliki sanak saudara di Kota Tepian.

Begitu pun dengan pekerjaan. Terlebih, saat dua tahun silam Subhan pertama kali terlihat oleh warga sekitar, ia memang tak lagi memiliki identitas diri.

“Dulu pertama kali ketemu itu, dia bilang tasnya hilang. Di dalamnya itu KTP dan semua surat berharganya,” ucap Jaka (54) warga sekitar saat dijumpai awak media.

Meski sudah cukup lama berada di Samarinda, namun Subhan diketahui memang tak memiliki pekerjaan pasti.

Ibarat kata, langit adalah rumahnya, dan bumi adalah kasurnya. Sampai saat di mana Subhan memberanikan diri untuk tinggal di masjid tempatnya ditemukan tewas.

“Dulu itu saya bilang, mas enggak boleh tinggalnya di masjid. Apalagi tidur lesehan di depan gini,” kata Jaka saat pertama ketemu dengan Subhan dua tahun silam.

“Tapi dia bilang cuman sebentar aja. Dan dia juga engga pernah aneh-aneh di sini. Orangnya baik, rajin, suka bantu-bantu malahan,” sambungnya.

Akan tetapi, Subhan tak menetap di masjid itu selama dua tahun penuh.

Ia kerap berpindah-pindah dengan kurun waktu satu sampai dua minggu, baru kembali lagi ke masjid tersebut.

Selama berada di masjid, Subhan juga dikenal ramah dan tak pernah meminta hal-hal aneh. Bahkan untuk makan sekalipun, Subhan tak pernah meminta atau pun mengeluh.

Jika diberi, maka ia akan mengambil. Jika tidak, maka Subhan terlihat hanya berdiam diri.

“Sempat kami bilangin buat dia pulang kampung saja. Nanti kami di sini urunan kasih ongkos, tapi dia enggak pernah mau,” timpal Nuri (60) ketua RT 04.

Sampai pada akhir pekan kemarin, Ahad (5/7/2020), Subhan terlihat menderita penyakit yang mana menyebabkan kaki dan tangannya membengkak.

“Tapi dia enggak pernah juga ngeluh biar pun sakit,” imbuh Nuri.

Melihat kondisi kesehatan Subhan yang kian menurun, Nuri dan para pengurus masjid akhirnya sepakat untuk menampungnya sementara di salah satu ruang kepengurusan surau itu.

Selama tiga hari ditampung, Subhan terlihat baik-baik saja. Tak menunjukkan gejala kalau maut sudah mendekatinya.

Pada subuh tadi Subhan sempat mendatangi marbot masjid. Tujuannya meminta air panas untuk menyeduh teh.

Setelahnya, Subhan tak lagi terlihat dan hanya mengurung diri di ruang masjid yang ditempatinya.

“Nah siang tadi itu kami mau ngeliat kondisi dia. Mau kami buatkan teh lagi sama kasih makan, ternyata tau-tau sudah meninggal pas kamarnya dibuka,” bebernya.

Mengetahui hal tersebut, pihak masjid maupun warga setempat langsung menghubungi pihak terkait untuk dilakukan evakuasi ke RSUD AW Sjahranie dan dijemput oleh petugas ber-APD lengkap.

Hasil pemeriksaan awal, dari jenazah Subhan tidak ditemukannya tanda kekerasan atau hal janggal lainnya.

“Saat ini korban sudah dilarikan ke rumah sakit untuk memastikan penyebab kematian. Kami juga masih coba mengkonsumsikannya kepada pihak keluarga yang bersangkutan,” ucap Kanit Reskrim Polsek Samarinda Kota, Iptu Suyatno. (rkm//)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *